Penyebaran
Islam pada Abad pertengahan lebih terfokus pada tiga kerajaan besar yaitu :
kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Safawi, dan kerajaan Mughal.
1. Kerajaan Turki
Usmani
Usmani
adalah sebuah kesultanan yang berpusat di Istambul, Turki. Kerajaan Usmani merupakan salahsatu dari tiga
kerajaan besar islam pada masa pertengahan, selain syafawi dan Mughal.
Dinasty
usmani didirkan oleh Usman, putra Ertogol dari kabilah Oghuz di daerah mongol.
Mereka datang ke Turki untuk meminta perlindungan kepada penguasa bani saljuk
dari serangan orang-orang mongol. Mereka juga membantu Sultan Alauddin II
berperang melawan Byzantium. Usman lalu percaya menjadikan panglima perang
Dinasty Seljuk, menggantikan ayahnya. Setelah sultan Alauddin wafat, usman
mengambil alih kekuasaan, sejak itulah berdiri kerajaan usmani
Usman
mengumumkan dirinya sebagai “ Padisyah Al-Usman “ ( Raja keluarga Usman ).
Wilayah kerajaan Usmani semakin meluas dengan menaklukan beberapa wilayah,
seperti Azmir ( 1327 M ), Tharasyanli (1330 M ), Iskandar (1338 M ), Ankara
(1354M ), dan Gallipoli (1356 M ).
Usman
mengumumkan dirinya sebagai “ Padisyah Al-Usman “ ( Raja keluarga Usman ).
Wilayah kerajaan Usmani semakin meluas dengan menaklukan beberapa wilayah,
seperti Azmir ( 1327 M ), Tharasyanli (1330 M ), Iskandar (1338 M ), Ankara
(1354M ), dan Gallipoli (1356 M ). Kerajaan Usmani mencapai puncak kejayaan
pada masa Muhammad al-fatih. Pada masa ini pula dapat mengalahkan wilayah
Bizantium dan menaklukan konstantinopel (1453 M). Puncak peradaban Dinasty Usmani
tidak dapat dilepaskan dari hasil penaklukan konstantinopel. Sebagai ibu kota,
disitulah berkembang peradaban Dinasty Usmani yang merupakan perpaduan dari
berbagai macam peradaban. Dynasty usmani banyak mengambil ajaran etika dan
politik dari bangsa Persia.
Dalam
bidang kemiliteran dan pemerintahan dynasty Usman dipengaruhi oleh Bizantium.
Namun, jauh sebelum mereka berasimilasi dengan bangsa-bangsa tersebut, sejak
pertama mereka masuk Islam, bangsa arab telah menuntun mereka dalam bidang
agama, prinsip-prinsip kemasyarakatan dan hukum. Oleh karena itu, huruf
dijadikan huruf resmi kerajaan. Pada masa ini terjadi beragam kemajuan dalam
berbagai bidang, antara lain :
Bidang
Pemerintahan dan Militer
Raja-raja
dinasti Usmani bergelar sultan dan khalifah seklaigus. Sultan menguasai
kekuasaan duniawi, khalifah berkuasa di bidang agama/spiritual. Dalam
menjalankan roda pemerintahannya, sultan/khalifah dibantu seorang Mufti atau
yang dikenal dengan Syaikhul Islam yang mewakili sultan / Khalifah dalam
melaksanakan wewenang agamanya dan shadrul A’azam yang mewakili kepala Negara.
Masa
ini telah memiliki system pemerintahan yang baik. Kekuatan militernyapun dapat
diandalkan. Perubahan mendasar yang dilakukan oleh Orkhan adalah dalam menata
militer telah mampu mendongkrak kekuatan militer menjadi mesin perang yang
andal. Pada masa ini muncul kelompok elite militer yang disebut Janissary atau
Inkisyariyah yang merupakan kekuatan penghancur dan penakluk negeri-negeri
nonmuslim.
Bidang
pengetahuan dan Budaya
Syair
merupakan ekspresi utama kesenian raja. Syair istana didasarkan pada aruz. Aruz
adalah sebuah irama persajakan dari irama syair Aram, yang secara tegas
ditekankan pada peristilahan Arab dan Persia. Beberapa bentuk kesenian yang
utama adalah kesenian yang sebelumnya telah dikembangkan dalam syair-syair
istana Persia, seperti Qasida, gazal, Masnawi dan Ruba’i.
Dalam
rentangan abad keenam belas, ambisi Usmani diekspresikan dalam komposisi
berbagai sejarah dunia. Karya Mustafa ‘Ali (1541 – 1599 M, kunh al-Akhbar
memuat catatan sejarah dunia dari adam sampai yesus, sejarah Islam diakhiri
dengan sejarah usmani. Pada Abad ketujuh belas, saat itu sejarawan dipekerjakan
untuk mencatat peristiwa-peritiwa sehari-hari di Istana.
Bidang
pendidikan
Dinasty
Usmani melakukan pengorganisasian pada system pendidikan madrasah yang tersebar
luas. Madrasah usmani pertama didirikan di Iznik pada Tahun 1331 M. sejumlah
ulama didatangkan dari Iran dan Mesir untuk mengembangkan pengajaran Muslim
dibeberapa territorial yang baru.
Beberapa
sultan masa belakangan juga mendirikan perguruan Bursa, Edirne dan
Istambul.
Pada
akhir abad ke-15 beberapa perguruan ini disusun dalam sebuah hierarki yang
menetukan jenjang karir bagi promosi-promosi ulama-ulama besar.
Bidang
Agama
Kerajaan
Turki Usmani mempunyai beberapa peranan yang sangat stategis dan penting
sehingga dalam masalah pemerintahanpun diperlukan fatwa dan mufti. Tanpa adanya
fatwa, hukum dalam bidang keagamaan dan kerajaan tidak berjalan. Pada masa ini
muncul dua aliran tarekat yaitu : Bektasyi dan Maulawiyah. Aliran tarekat
bertasyi banyak berpengaruh dilimngkungan militer, sedangkan tarekat Maulawiyah
banyak berpengaruh di lingkungan pejabat pemerintahan.
2. Kerajaan Safawi (
1501 – 1732 M )
Safawi
adalah sebuah kerajaan islam yang pernah berdiri di Persia ( Iran sekarang ).
Kerajaan ini didirikan oleh Syah Ismail I pada Tahun 907 H / 1501 M di Tabriz.
Safawi
berasal dari gerkakan tarekat bernama safawiyah yang kemudian berubah menjadi
suatu gerakan politik. Gerakan tarekat itu dipimpin oleh Syeck Safiuddin Ishaq
dari keturunan Imam Syiah yang ketujuh bernama Musa Al-Kazim.
Gerakan
tarekat ini militant, sehingga pada akhirnya memasuki wilayah politik dan
pemerintahan.
Kerajaan
safawi mencapai puncak kejayaannya pada masa kepemimpinan Syah Abbas I ( 1588 –
1629 M ). Pada masa ini kerajaan safawi bukan hanya mampu meredam konflik
internal di dalam negeri dan merebut wilayah yang melepaskan diri, tetapi juga
mampu melebarkan wilayahnya sampai ke Tabriz, sirwan dan kepulauan harmuz,
bahkan melebar ke pelabuhan Bandar Abbas.
Untuk
mewujudkan stabilitas politik, syah Abbas I berusaha melepaskan diri dari
ketergantungan terhadap dukungan kekuatan militer Qizilbasy. Sebagai gantinya,
ia membentuk kekuatan militer yang terdiri atas budak kaukasus dan Georgia.
Strategi ini telah menunjukkan hasilnya sehingga pada tahun 1598 M mengusir
kekuatan Uzbek di Khirazan.
Kemajuan pada masa pemerintahan Safawi
:
Bidang
Pemerintahan dan politik
Secara
administratif, struktur organisasi pemerintahan kerajaan safawi dibagi secara
horizontal dan vertical. Secara horizontal, pembagian tersebut didasarkan pada
garis kesukuan atau kedaerahan. Sedangkan secara vertical mencakup dua jenis,
yaitu istana ( dargah ) dan sekretariat Negara ( diwan ). Aktivitas
penyelenggaraan Negara dipercayakan kepada para Amir ( yang terdiri atas kepala
suku ) tingkat atas wazir (mentri) yang tergabung dalam suatu dewan (jangi).
Disamping itu ada lembaga lain yang tercakup dalam dewan tersebut ( Majelis
Nivis ) yang terdiri atas sejarawan istana, secretariat pribadi syah, dan
kepala Intelijen.
Bidang
Ekonomi
Untuk
kepentingan bidang ekonomi Syah Abbas I melakukan pemusatan system pertanian,
yaitu dengan upaya memperbanyak pengalihan tanah Negara menjadi tanah raja.
Situasi
dalam negeri yang terkendali membuat masyarakat safawi menjadi tenang dan giat
berusaha, sehingga pertumbuhan ekonominya semakin baik.
Dengan
adanya pelabuhan Bandae Abbas, perdagangan semakin maju. Selain itu, safawi
juga mengalami kemajuan dalam bidang pertanian, terutama di daerah bulan sabit
yang subur.
Bidang
ilmu pengetahuan
Untuk
lebih memperlancar sosialisasi dan memapankan ajaran syiah, syah Abbas I
mendirikan lembaga pendidikan syiah, yaitu sekolah teologi. Perolehan Negara
dari sector pertanian yang terus bertambah telah memungkinkan syah Abbas I
mampu membangun dan membiayai penerapan system pendidikan syiah.
Pada
masa ini juga banyak melahirkan ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu sehingga
dapat menambah kahsanah ilmu pengetahuan, misalnya Bahauddin Muhammad bin
Husain al-Amili al-Jubai, Muhammad Baqir Astaradi, sadruddin Muhammad bin
Ibrahim syirazi ( Mulla shadra ). Dan Muhhamad Baqir majilsi
Bidang
Pembangunan dan seni
Banyak
dibangun gedung-gedung yang megah dan indah, baik itu bangunan kantor, masjid,
rumah sakit, maupun jembatan raksasa, dengan gaya arsitektur yang indah. Dalam
bidang seni misalnya terlihat dalam kegiatan kerajinan tangan, keramik, karpet
dan seni lukis
3. Kerajaan Mughal di
India ((1526M– 1858 M )
Kerajaan
Mughal di India didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482 -1530 M). secara
geneologis khan ( pihak ibu ). Ekspansinya ke India dimulai dengan menundukkan
penguasa setempat yaitu Ibrahim Lodi dengan bantuan alam Khan dan gubernur
Lahore. Tahun 1525 M ia berhasil
menguasai Punjab dan meneruskannya ke Delhi tahun 1526 M. sejak itu
Babur dapat menguasai India dan mendirikan dinasti mughal yang beribu kota di
Delhi.
Babur
berkuasa selama 30 tahun, dan setelah wafat ia digantikan dengan putranya yang
bernama Humayun selama 9 tahun. Pada
masa ini kondisi tidak aman dengan banyaknya muncul pemeberontakan. Hingga
akhirnya dia meninggal dunia dan digantika anaknya yang masih berusia 14 tahun,
yaitu Akbar. Karena ia masih muda, pemerintahan diserahkan urusannya kepada
Bairam Khan. Pada awal pemerintahannya terjadi berbagai pergolakan dalam
negeri, namun semua itu dapat diatasi termasuk penyerangan dari berbagai Negara
yang ingin melepaskan diri. Ketika akbar sudah dewasa, dia memperluas ekspansi
untuk menaklukan daerah lainnya dan berhasil mengausai daerah chundar, ghond,
orisa dan Asingah. Selama pemerintahannya, kerajaan Mughal telah banyak
memberikan konstribusi yang cukup besar bagi abad pertengahan antara lain :
Bidang Politik dan Militer
Sistem yang sangat menonjol pada saat itu adalah politik sulh
e-kul atau toleransi universal. System ini sangat tepat, sebab mayoritas
masyarakat india beragama hindu, sedangkan pemerintahan Mughal beragama Islam.
Disisi lain terdapat juga rasa tau etnis di India. Lembaga yang merupakan
produk dari system ini adalah Din-I-llahi dan Mansabdhari.
Dibidang Militer, pasukan Mughal dikenal sebagai pasukan yang
kuat, mereka terdiri atas pasukan gajah, berkuda dan meriam. Wilayahnya dibagi
dalam system distrik-distrik. Setiap distrik dikepalai oleh Sipar Salar dan sub
distrik dikepalai oleh Faudjar. Dengan system pasukan Mughal berhasil
menaklukan daerah-daerah sekitarnya.
Bidang Ekonomi
Dengan memajukan pertanian, terutama untuk tanaman padi, kacang,
tebu rempah-rempah, tembakau dan kapas. Pemerintah membentuk lembaga khusus
untuk mengatur masalah pertanian. Wilayah terkecil disebut dengan deh, dan
beberapa deh tergabung dalam bergana (kawedanan). Setiap komunitas petani
dipimpin oleh mukaddam. Melalui mukaddam, pemerintah berhubungan dengan petani.
Selain pertanian pemerintah juga memajukan industri tenun. Hasil
industry ini banyak di eksport keluar negeri seperti Eropa, Arabia, Asia
Tenggara dll. Pada masa Jahangir ( penguasa Mughal keempat ), banyak investor
asing yang diizinkan menanam investasinya, seperti mendirikan pabrik pengolahan
hasil pertanian di Surath.
Bidang seni dan Arsitektur
Karya seni dan arsitektur Mugal sangat terkenal dan bisa
dinikmati hingga saat ini. Cirri yang menonjol dari arsitektur mughal adalah
pemakaian ukiran dan marmer yang timbul dengan kombinasi warna-warni. Bangunan
yang menunjukkan cirri antara lain : benteng merah, istana-istana, makam
kerajaan, dan yang paling mengagumkan adalah taj mahal di Aghra. Istana ini
dibangun oleh Syah Jehan ( penguasa Mughal kelima) khusus untuk istrinya Noor
Mahal yang cantik jelita. Bangunan lain yang bermotif sama adalah Masjid raya
Delhi yang berlapis marmer dan sebuah Istana di Lahore. Dalam bidang sastra
banyak juga karya sastra yang menonjol. Seperti : banyak karya sastra yang
digubah dari bahasa Persia ke bahasa India. Pada masa Akbar ( penguasa Mughal
ketiga ) berkembang bahasa Urdu, yang merupakan perpaduan dari berbagai bahasa
yang ada di India dan Pakistan hingga sekarang. Sastrawan Mughal yang terkenal
itu adalah Malik Muhammad Jayashi dengan karya monumentalnya Padmavat, sebuah
karya Alegoris yang mengandung kebajikan jiwa manusia. Satrawan lain adalah Abu
Fadhl yang juga sejarawan. Karyanya berjudul Akbar nama dan Ain e-Akbari, yang
mengupas sejarah Mughal berdasarkan figure pemimpinnya
Bidang Ilmu pengetahuan
Banyak ilmuwan itu yang datang ke India untuk menuntut ilmu
pengetahuan, bahkan istana Mughal itu menjadi pusat kegiatan kebudayaan. Hal
ini didukung oleh penguasa dan bangsawan serta ulama Aurangzeb ( Penguasa
Mughal keenan ) Mislanya : memberikan sejumlah uang dan tanah dalam jumlah yang
besar untuk membangun pusat pendidikan di Lucknow.
Pada tiap-tiap masjid memiliki lembaga tingkat dasar yang
dikelola oleh seorang guru agama. Pada masa Syah Jehan didirikan sebuah
perguruan tinggi di Delhi. Jumlah ini semakin bertambah ketika pemerintahan
dipegang oleh Aurangzeb. Dibidang ilmu agama berhasil dikodifikasikan hukum
Islam yang dikenal dengan sebutan fatwa I- alamgri.
A. Kemunduran Dinasti
Bani Abbasiyah
Pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung cukup lama mulai
dari tahun 132 – 656 H / 750 –
1258 M, mengalami kemunduran dan kehancuran pada tahun 1258 M, akibat serangan
brutal yang dilakukan oleh tentara Hulagu Khan. Adapun faktor –faktor penyebab
kemunduran dan kehancuran Dinasti Bani Abbasiyah adalah :
I.
Disintegrasi
Politik
Disintegrasi politik sudah terjadi sejak Dinasti Bani Umayyah
dan kerajaan – kerajaan islam lainnya. Pada Dinasti Bani Umayyah puncak
disintegrasi terjadi ketika para khalifah tidak lagi memiliki kekuatan politik
untuk menekan gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh lawan poitik yang tidak
menyukai kepemimpinan para khalifah tersebut. Diakhir kekuasaan Dinasti Bani
Abbasiyah para khalifahnya tidak memiliki kekuatan dan hanya sebagai symbol
kekuasaan saja. Mereka menjadi boneka para penguasa yang menguasai roda pemerintahan
saat itu, seperti ; penguasa Dinasti Bani Buwaihiyah. Bani Saljuk dan para
perwira tinggi Turki lainnya. Banyak daerah yang mencoba melepaskan diri dari
pusat kekuasaan di Baghdad. Disintegrasi politik muncul dalam beberapa bentuk :
a.
Pemberontakan
Sebagian pemberontakan itu dapat diatasi, sehingga tidak
menimbulkan kegoncangan social politik dan ekonomi, sebagian lagi tidak dapat
diatasi seperti :
- Pemberontakan Kaum Zanj
Ini berasal dari kelompok Syi’ah. Mereka
tidak dapat menikmati hasil perjuangan yang telah dilakukan bersama Abul Abbas
dan Bani Abbas. Mereka disingkirkan dan tidak lagi diajak bermain didalam
prosespengembangan kekuasaan. Mereka kecewa dengan berbagai kebijakan yang
telah dikeluarkan pemerintah Bani Abbas. Akhirnya mereka membentuk oposisi
(perlawanan) untuk memusuhi para penguasa dan pendukung kekuasaan Bani Abbas.
Pemberontakan ini terjadi pada tahun 869 M.
Diakhir masa pemerintahan Al-Mu’taz dibawah pimpinan Ali bin Muhammad dan
berakhir pada tahun 893 M pada masa pemerintahan khalifih Al-Muwaffaq.
- Gerakan Kelompok Qaramithah
Gerakan ini dilakukan untuk menentang kekuasaan khalifah
Al-Mu’tamid (256-279 H/870-892M). pimpinannya adalah Hamdan Qarmath dari
golongan Syi’ah Ismailiyah. Pada tahun 899 M kaum Qaramithah berhasil mendirikan
sebuah wilayah merdeka di teluk Persi kemudian dijadikan sebagai basis kegiatan
mereka untuk menentang kekuasaan Bani Abbas.
Sekitar tahun 902 M pemberontakan yang dipimpin oleh Abul
Fawaris berhasil memasuki wilayah Syiria dan Palestina. Akhirnya terhenti
ketika ingin melakukan penjarahan ke wilayah Kufah. Abul Fawaris, pimpinan
pemberontakan ini berhasil ditawan dan kemudian dihukum mati.
- Gerakan Kelompok Assasins.
Kelompok Assasins ini dapat dikategorikan sebagai kelompok
separatis atau sempalan yang melanjutkan tujuan dari gerakan Qaramithah. Kelompok ini secara ideologis berakhiran
Syi’ah sama seperti gerakan Qaramithah. Gerakan ini dipimpin oleh Hasan bin
sabah (w.1124 M ). Basis gerakan kelompok ini berada dikota Alamut, suatu
tempat yang terletak disebelah selatan laut Kaspia. Kelompok ini melancarkan
gerakan karena mereka kecewa dengan jalannya pemerintahan Baghdad karena tampuk
pemerintahan sudah tidak lagi dipegang oleh orang –orang yang layak menjadi
pemimpin. Pemerintahan tidak berjalan dengan baik, mereka tidak lagi berpegang
pada prinsip-prinsip pemerintahan yang benar. Pemborosan keuangan Negara oleh
para pembesar negeri menyebabkan perekonomian umat islam merosot tajam . selain
itu mereka juga kecewa karena kelompok Syi’ah tidak dilibatkan dalam
pemerintahan. Gerakan ini tidak segan-segan melakukan kekerasan. Seringkali
dilakukan dengan menghabisi nyawa lawan politiknya. Yang menjadi sasaran mereka
adalah perdana menteri Nidzamul Muluk, kepala pemerintahan Bani Saljuk yang
menguasai Baghdad:
- Perebutan kekuasaan.
Sejak masa awal pemerintahan dinasti Abbasiyah, terlihat ada
indikasi adanya perbutan kekuasaan didalam keluarga khalifah. Diantara
penyebabnya adalah kurang tegasnya para khalifah dalam menentukan putra
mahkota.
- Kedudukan khalifah yang lemah.
Wibawa khalifah Bani Abbas memudar sejak masa Al-Watsiq dan
sesudahnya. Tidak ada seorangpun diantara mereka yang mempunyai kemampuan cukup
untuk memimpin kerajaan.
- Munculnya kerajaan-kerajaan kecil di timur dan di barat Baghdad.
- Luasnya wilayah Islam pada masa Abbasiyah menyebabkan pemerintah tidak dapat melakukan kontrol dengan baik terhadap wilayah-wilayah tersebut. Peluang ini dimanfaatkan oleh penguasa daerah yang jauh dari pusat untuk melepaskan diri dan menjadi kerajaan-kerajaan kecil.
II.
Krisis
ekonomi.
Pergolakan dan pemberontakan yang terjadi di beberapa daerah
menyebabkan banyak pendapatan Negara yang terhambat masuk. Terhambatnya
pemasukan kas negara dari berbagai pajak ini disebabkan banyak kelompok yang
enggan membayar. Selain itu krisis ekonomi juga disebabkan oleh membengkaknya
jumlah pengeluaran negara yang dipergunakan untuk kepentingan kelompok istana.
III.
Ketergantungan
pada tentara bayaran.
Faktor yang tidak kalah pentingnya adalah sifat ketergantungan
yang sangat tinggi kepada tentara bayaran. Sebagai konsekuensi dari
pengangkatan tentara pribadi dan professional, para khalifah harus memberi gaji
atau bayaran yang sesuai dengan jabatan dan pekerjaan yang mereka lakukan.
B.
Keruntuhan
dan Kehancuran Dinasti Bani Abbasiyah.
Setelah mengalami perjalanan panjang, akhirnya dinasti Bani
Abbasiyah mengalami kemunduran. Jatuhnya Kota Baghdad pada tahun 1258 M ke
tangan bangsa Mongol, bukan saja mengakhiri khalifah Abbasiyah juga merupakan
awal dari kemunduran politik dan kehancuran peradaban Islam. Dengan kekuatan
200.000 personel militer, Hulagu Khan memasuki pintu kota Baghdad pada tahun
656 H / 1258 M. Kekuatan itu tidak dapat dibendung oleh khalifah Al-Mu’tashim.
Hancurnya kota Baghdad dan tewasnya Khalifah Al-Musta’shim
menghakhiri krkuasaan kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Dinasti ini yang semula
sangat kuat secera perlhan melemah dan akhirnya mengalamai masa kehancuran
ditangan orang yang tidak memiliki peradaban. Khulagu Khan dan tentaranya
melakukan pebantaian secara biadab terhadap umat Islam dan masyarakat kota
Baghdad pada umumnya. Masa ini dalam sejarah Islam dikenal dengan zaman
keterpurukan umat Islam dan kehancuran peradaban Islam
Meskipun pada periode ini dikenal dengan masa kemunduran,
khususnya peradaban Islam yang dikembangkan oleh Bani Abbas, ternyata
dibeberapa wilayah seperti Persia, India dan Turki, terdapat perkembangan
perdabaan Islam yang sangan signifikan menjelang abad ke 19 M, perkembangan
peradaban Islam dapat dilihat dari berbagai usaha yang dilakukan oleh para
penguasa Dinasti Safawiyah di Persia, Dinasti Mughal di India, dan Dinasti
Usmaniyah di Turki.
a.
Kemunduran
Turki Usmani.
Fase kemunduran Turki Usmani secara perlahan semenjak kematian
Sulaiman I Al-Qanuni, sehingga Usmani masih mampu bertahan selama ± 3 Abad. Fase kemunduran ini ditandai
dengan melemahnya semangat perjuangan prajurit Usmani yang menyebabkan sejumlah
sejumlah kekalahan dalam menghadapi sejumlah peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan system
pemerintahan tidak berjalan semestinya.
Diantara faktor penyebab kemunduran dinasti Turki Usmani
adalah sebagai berikut:
-
Luasnya wilayah kekuasaan Turki. Tampaknya penguasa Turki
hanya menuruti ambisi penaklukan sementara penataan system dan tata
pemerintahan terabaikan.
-
Pemberontakan Jennisary. Tokoh-tokoh Jennisary terlibat
perselisihan dengan pihak penguasa sehingga terjadi beberapa kali
pemberontakan.
-
Penguasa yang tidak cakap. Generasi penguasa Usmani
sesudah Sulaiman Al-Qanuni cenderung lemah semangat perjuangannya.
-
Merosotnya perekonomian negara akibat sejumlah
peperangan.
-
Stagnasui bidang ilmu dan teknologi.
-
Tumbuhnya gerakan
nasionalisme.
b.
Kemunduran
Safawi.
Sepeninggal Abbas I pada tahun 1628 M, kerajaan Safawiyah
mengalami kemunduran yang secara berangsur-angsur dan kemudian hancur. Hal itu
tejadi karena sejumlah raja yang berkuasa setelah Abbas I merupakan penguasa
yang lemah, sehingga tidak mampu mempertahankan masa kejayaan kerajaan
Safawiyah.
Ada
beberapa faktor, selain ketidakcakapan sejumlah raja:
a.
konflik militer yang berkepanjangan dengan kerajaan
Usmani.
b.
Pasukan budak yang dibentuk oleh Abbas I memiliki
semangat perjuangan yang tinggi.
c.
Kemunduran
Mughal di India.
Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya kemunduran dan
kehancuarn dinasti Mughal di India. Diantaranya adalah konflik internal di
kalangan istana, serangan bangsa Hindu, serangan bangsa Persia dan masuknya
unsur asing seperti bangsa Inggris yang menguasai sektor ekonomi dengan
mendirikan IEC (the East India Company).
Meneladani Perkembangan Islam Periode Pertengahan
Sejarah merupakan realitas masa lalu, keseluruhan fakta, atau
merupakan peristiwa yang unik dan berlaku hanya sekali dan tidak berulang untuk
kedua kalinya, anggap saja masa silam itu “kuburan”.
Peristiwanya mungkin tidak akan terulang kembali, akan tetapi
pola-polanya kan tetap mempengaruhi kehidupan kita saai ini. Apa yang kita lakukan saat ini akan selalu
terpengaruh oleh kejadian-kejadian yang ada dimasa lalu. Sebagai contoh cara
kita bergaul, berbicara, memilih, bahkan belajar juga dipengaruhi oleh
peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekeliling kita pada masa lalu.
Akan tetapi hal ini bukan menjadikan kita
harus terpancang dengan keadaan masa lalu. Sebab, sejarah mempunyai dua sisi
mata pedang yang harus diperhatikan. Satu sisi dia bisa menjadi alat yang ampuh
untuk membela diri, artinya dengan melihat sejarah gemilang di masa lalu akan
memacu kita untuk menjalani hidup lebih baik. Akan tetapi disisi lain, dia juga
bisa melukai diri sendiri. Sebab, dengan mengenang sejarah gemilang kita akan
terjerumus pada romantisme empiris tanpa bisa berbuat apapun.
Kejayaan Islam masa lalu bukanlah sebuah
album foto yang hanya selesai dengan mengenangnya. Akan tetapi, kejayaan Islam
masa lalu adalah cambuk penyemangat agar kita terpacu dan mampu untuk
mendudukkan Islam sedabagi agama pembaru yang menbawa kemaslahatan bagi semua
pihak, seperti yang terjadi masa lalu. Pada pembahasan di atas, kalian telah
melihat berbagai macam perkembangan yang terjadi pada masa pertengahan,
khususnya pada tiga kerajaan besar. Setiap kerajaan tersebut memiliki karakter
yang menjadikannya besar dan mampu mengembangkan Islam secara proporsional.
Melihat hal tersebut, apa yang bisa diambil untuk dijadikan pelajaran saat ini?
Apakah pembahasan diatas hanya sekedar informasi tanpa aksi?
Dari pembahasan di atas, kita bisa
mengambil ibrah manfaat yang akan diterapkan untuk kehidupan saat ini.
Semangat yang dimiliki oleh tiga kerajaan
tersebut patut ditiru. Walaupun dengan kekuatan seadanya, mereka tetap ingin
mengembangkan Islam walau hanya di daerahnya masing-masing generasi Islam,
kita harus mempunyai semangat yang sama
dengan mereka, Apapun kondisinya, semangat untuk menegakkan panji-panji Islam
harus tetap dilakukan. Hal ini lakukan pada kehidupan sehari-hari dengan
melakukan kewajiban kita sebagai seorang muslim yang taat.
Kekuasaan yang diberikan bukan dijadikan
alat untuk menguasai asset-aset masyarakat. Sebaliknya, masyarakat merasakan
ketenangan dan kemakmuran pada masa-masa pemerintahan mereka.
Apabila diantara kalian mendapatkan amanah
untuk menjadi penguasa, baik itu ketua kelas, ketua OSIS, ketua pramuka atau
semacamnya, jangan jadikan kekuasaan kalian sebagai alat untuk menindas yang
lain. Berikanlah ketenangan dan kedamaian kepada anggota yang telah memberikan
kepercayaannya kepada kalian.
Mengembangkan Islam bukan hanya dalam
ibadah ritual belaka. Kita bisa lihat perkembangan ilmu pengetahuan yang
dicapai oleh tiga kerajaan besar pada masa pertengahan.
Mengembangkan ilmu pengetahuan adalah salah
satu cara kita menghargai diri sendiri sebagai seorang muslim dan juga menambah
keyakinan kita akan kebenaran Islam. Ilmu pengetahuan adalah rahasia yang
diberikan ioleh Allah kepada umat-Nya agar manusia berfikir. Keteguhan fakir
dan kesungguhan doa adalah modal utama untuk mengembangkan pengetahuan dengan
landasan keimanan.
Semangat persatuan dan kesatuan yang dibina
oleh tiga kerajaan besar (Uamani, Safawi dan Mughal) dapat membangun kerajaan
pada zamannya perlu dibanggakan.
Semangat persatuan dan kesatuan ini perlu
kita contoh untuk mengatasi kemelu kebangsaaan saat ini. Di tengah berbagai
macam isu disintegrasi dan kasus SARA yang terus terjadi, persatuan dan
kesatuan bangsa merupakan jawaban untuk semua permasalahan tersebut.
Semangat kerja keras dan pantang menyerah
yang dilakukan oleh rakyat dan pemimpin pada masa pertengahan telah membuahkan
hasil yang gemilang dengan berdirinya tiga kerajaan besar.
Hal ini mengajarkan kepada kita, jika ingin
berhasil dalam mencapai cita-cita harus bekerja keras dan pantang menyerah.
Kreativitas dan ketekunan yang dimiliki
para ilmuwan pada masa pertengahan telah melahirkan berbagai ilmu pengetahuan
dan perkembangan kebudayaan. Untuk saat ini, tantangan yang kalian hadapi
sangat berbeda dengan mereka. Akan tetapi, ketekunan dan semangat mereka untuk
memajukan peradaban Islam patut dijadikan contoh.
Kesimpulan
Sebab-sebab kemunduran Islam pada abad
pertengahan :
1. Bani Abbasiyah . Penyebab kemundurannya ada
beberapa faktor :
a.
Disintegrasi politik, munculnya beberapa pemberontakan
antara lain :
·
Pemberontakan kaum Zanj
·
Gerakan kelompok Qaramithah
·
Gerakan kelompok Assasin
Perebutan kekuasaan dan kedudukan khalifah
yang lemah
b.
Krisis ekonomi
c.
Ketergantungan pada tentara bayaran
2. Meskipun Dinasti Abbasiyah telah hancur,
ternyata masih terdaapat beberapa wilayah yang mengembangkan wilayah Islam yang
mengembangkan kekuasaan Islam, diantaranya Dinasti safawi, Dinasti Mughal, dan
Dinasti Turki Usmani.
3. Dengan kejayaan Islam merupakan pemacu
semangat bagi seluruh umat Islam dalam mencapai kemaslahatan.
Post a Comment Blogger Facebook