BAHAN AJAR ILMU KALAM
Untuk Madrasah aliyah Program keagamaan kelas XI  
PETA PEMIKIRAN
SK                               : Menjelaskan persoalan yang berkaitan dengan keimanan
KD                              : menjelaskan turunnya nabi Isa dan hikmahnya
Indikator                     : -     Menjelaskan dalil tentang turunnya nabi Isa
-          Menjelaskan perbedaan pendapat ulama tentang turunnya nabi Isa





  

  

Uraian materi
Tentang akan turunnya Nabi Isa a.s. di akhir zaman itu sejak zaman para sahabat sampai sekarang ada perbedaan pendapat yang saling bertentangan. Masalahnya bertolah pada pengertian : ayat 157-158 surat An-Nisa.
Firman Allah swt :

Artinya :
Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah.”, padahal mereka tidak membunuhnyadan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang keragu-keraguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu,kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (Pula)  yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (An-Nisa: 157-158)

Berdasarkan ayat tersebut, maka semua riwayat dan pendapat kaum muslimin sama bahwa Nabi Isa a.s. telah selamat dari pengejaran musuh-musuhnya, yaitu kaum Yahudi. Mereka malah membunuh Yudas Iskariot yang muka dan suaranya diserupakan Allah dengan muka dan suara Isa a.s., tetapi ke mana Isa a.s.  meloloskan diri sesudah selamat dari pengejaran kaum Yahudi itu, disinilah terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama.
Sumber perbedaan itu terletak pada arti kalimat
(بل رفعه الله اليه    ) yang terdapat dalam ayat tersebut diatas dan arti firman Allah swt. :
                                                           
                                                                                                                 
Artinya :
(Ingatlah), ketika Allah berfirman : “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang kafir.” (Ali Imran :55)

Ibnu Abbas menafsirkan kata (     متوفك   ) dengan (        يميتك    ) yakni “mematikanmu”. Ibnu Juraij menafsirkan (  متوفك   ) itu dengan  (  اخذك وابضك     ) “yakni mengambil dan menjagamu”, sama dengan arti (           رافعك    ) yaitu “Menyelamatkan Isa dari kekejaman orang-orang Yahudi”. Pendapat Ibnu Juraij ini diikuti oleh Ibnu Jarir dengan menafsirkan kata (      رفعه    ) dengan  (توفاه اياك               ) yakni menyelamatkan Isa dari pengejaran orang-orang Yahudi. Tegasnya, menurut Ibnu Jarir (رفعه)itu bukan berarti mengangkat Isa ke langit dengan ruh dan jasadnya atau hanya ruhnya saja. Sebaliknya menurut Ibnu Abbas, arti       (رفعه   )itu mengangkatnya ke langit hanya ruhnya, karena sebagaimana disebutkan tadi, Ibnu Abbas mengartikan          (توفك           ) itu “mematikanmu”.
Fahruddin Al-Razi lain lagi pendapatnya, yaitu bahwa (رفعه     ) atau (رافعك    ) itu mengangkat Isa “Ketempat kehormatan-Ku” Jadi tidak diartikan bahwa Isa diangkat ke langit.
Pendapat lain mengatakan bahwa Allah swt. Telah mengangkat Isa a.s. ke langit dengan ruh dan jasadnya.
Firman Allah swt yang berbunyi :
                                                                                 
                             
Artinya :
Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka” (An-Nisa:157)

Dan lanjutan ayat tersebut berbunyi    بل رفعه الله اليه     ) tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa dan hadiratnya.
Kalimat (رفعه       ) dan (  رافعك    ) itu diartikan secara hakiki, yakni Isa a.s. benar-benar diangkat ke langit dengan ruh dan jasadnya dan hal itu adalah mudah saja bagi Allah swt. Pengertian ini juga tidak bertentangan dengan kalimat (رفعه                ) yang diartikan dengan “Kehadirat-Ku”. Pendapat ini (Nabi Isa a.s. diangkat ke langit) lebih lanjut menyatakan bahwa Nabi Isa akan turut ke dunia untuk menjadi hakim yang adil. Alasannya bertolak dari hadits Bukhari yang sanad bersumber dari Abu Hurairah :
والذي نفسي بيده ليوشكن ان ينزل فيكم ابن مريم حكما عدلا فيكسر الصليب ويقتل الخنزير ويضع الخزيت ويفيض المال حتى لايقبله احد وحتى تكون السجدة خيرا له من لدنيا وما فيها.... {رواه البخاري عن ابى هريرة }                                                                                                                                                                               Artinya :
“Demi Zat yang menguasai diriku, sungguh hamper tiba waktunya putera Maryam diturunkan kepada kamu sebagai hakim yang adil. Diakan memecahkan kayu-kayu salib, membunuh babi-babi, membebaskan upeti, sedangkan harta melimpah-ruah, sehingga tidak ada seorangpun yang mau menerimanya dan satu kali sujud baginya lebih baik darpada dunia seisinya.” (Hadits riwayat Bukhari dari Abu Hurairah).

Selesai membacakan hadits itu Abu Hurairah berseru :
            Bacalah kalau kamu mau

Artinya :
“Tidak ada seorangpun dari ahli Kitab, kecuali akan beriman kepada (Isa) sebelum kematiannya. Dan dihari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (An-Nisa : 159)

Kelompok yang menyatakan bahwa kata (رفعه   ) artinya  رافعك adalah mematikan/mengangkat ke langit hanya ruhnya dan kata (متوفك            dengan arti menyelamatkan Nabi Isa dari kekejaman orang-orang Yahudi, menolak pendapat yang mengatakan bahwa Nabi Isa akan turun ke dunia untuk menjadi hakim
Aliran ini berpendapat hadits yang dijadikan alasan oleh mereka yang mengatakan Nabi Isa akan turun ke dunia, sebenarnya tidak tegas menunjukkan turun kedunia, bahkan (ان ينزل) yang diartikan turun, ditegaskan dalam surat An-Nisa ayat 159 yakni bahwa Nabi Isa akan menjadi saksi adalah pada hari kiamat. Ini menunjukkan bahwa Nabi Isa tidak turun ke dunia, melainkan pada hari kiamat sebagai awal kehidupan di akhirat. Kemudian makna “memecah kayu-kayu salib” dan lain-lain yang menggambarkan perbuatan di dunia, ini tentunya tidak diartikan dengan arti bahasa, tetapi dengan arti kiasan yaitu menolak/tidak membenarkan ajaran yang sesat. 


Sumber dokumen guru ponpes Hamka Maninjau

Post a Comment Blogger