Betapa
banyak kita yang mengaku beragama Islam itu keliru dengan agama kita sendiri.
Keleliruan itu selalu kita pertahankan dan kita tidak mau atau enggan untuk
berubah pada yang lebih benar tentang Islam itu sendiri. Hal ini juga
diperparah dengan pemahaman yang diketahui oleh non muslim yang juga jauh dari
Islam itu sendiri.
Betapa
susahnya kita untuk menjadi Islam yang sesungguhnya. Jika boleh bertanya
Sesungguhnya kapan kita menjadi Islam. ? Mengapa kita beragama Islam. ? atau apa itu Islam. Banyak diantara kita
sesama muslim yang tidak bisa menjawab dengan tepat pertanyaan diatas itu.
Alangkah
banyaknya kita ini keliru dalam beragama Islam. Kita itu menyangka itu adalah
ajaran Islam. Ternyata itu bukan, melainkan itu mugkin hanyalah kebudayaan
orang yang menganut agama Islam. Berikut penulis ingin menurunkan tulisan yang
berkaitan dengan kekeliruan dalam ber Islam itu.
1.
Tentang Nama
Begitu banyak umat
Islam yang menyangka nama dalam bahasa Arab itu lebih Islami. Sebenarnya tidak
ada ayat ataupun hadis nabi yang mengjarkan kita agar membuat nama dengan
bahasa Arab. Nama dalam Islam itu yang diperintahkan adalah yang harus bermakna
baik. Karena nama itu adalah do’a. Maka pilihlah nama yang bermakna baik.
2.
Disebahagian daerah
Khususnya Melayu ada beberapa orang yang mualaf ( baru masuk Islam menuakar
nama, sampai pada nama bapaknya.
Misalnya namanya Hendrik anak dari seoarang bapak yang bernama Maikel.
Makan waktu ia menganut Islam bergantilah nama tersebut dengan Makruf bin
Muhammad . Hal ini tidak pernah diajarkan dalam Islam apa lagi kalau
bapaknya sudah meniggal.
3.
Cara mengenal orang yang
keliru
Masa nabi orang
dikenal dari Nama, Pakaian dan amalan. Sementara pada saat sekarang ini cara
mengenal seseorang itu dari pakaian dan nama.
4.
Mengambil dalil sering
Klasikal. Seoang juru dakwah sering keliru ( lihat juga kekeliruan juru dakwah
) dalam menyampaikan dakwahnya. Ia merasa jika semakin klasik ia mengambil
sumber itu lebih tepat dan tidak terbantahkan. Sementara ia sendiri tidak
berusaha untuk memperbaharui pemahamannya tersebut. Sementara permasalahan umat
itu sesuai dengan zamanya, yang tidak selalu ( semuanya ) terjawab dengan kitab
klasikal.
5.
Tidak mengenal Islam dengan
baik.
Kita mengaku
Islam tapi kitatidak mengenal Islam itu dengan baik, bahkan kita tidak
berperilaku Islam yang sesungguhnya. Ambil saja contoh dalam kebersihan. Islam
mengatakan Kebersihan itu bahagian dari iman. Yok coba bandingkan Kamar Mandi/
Toilet di Masjid/Mushalla dengan yang ada di Gereja bersih mana ?. Kalau mau
jujur saja rata – rata kalau tidak terpaksa kita enggan masuk toilet Masjid.
Sementara di Gereja sangatlah bersih dan nyaman. Gambaran yang sangat terbalik
dari ajaran Islam itu sendiri.
Penyebabnya
semua itu sesungguhnya dari mana. ?
Inilah analisa dari penulis sendiri.
1.
Pengaruh Media
Sekarang ini media rata – rata dikuasai oleh non
Muslim. Maka sistim yang dibuat tentulah yang juga berdasarkan kepentingan
mereka yang bukan muslim. Kalaupun ada program ke Islaman sering bersifat
dangkal dan memihak. Bahkan tidak jarang kontroversial dengan ajaran Islam itu
sendiri.
2.
Perbedaan budaya
Pengaruh perbedaan budaya sangat besar pengaruhnya
dalam ajaran Islam. Di Jawa misalnya ada Kejawen yang ajaranya disangka adalah
ajaran Islam. Kita juga menemukan tradis bertubut/tabot yang kita sangkakan itu
adalah ajaran Islam. Di Minang kita kenal istilah Adat basandi sarak sarak
bansandi kitabullah. Yang seharusnya ulama mengetahui adat dan tokoh adat paham
dengan agama. Tapi sngat jarang ditemukan sekarang ini.
3.
Ulama/ustad berbicara diluar
kepakaranya.
Akibat dari itu semua umatnya tidak mendapatkan ajaran
Islam yang sesungghunya. Ketika seorang tokoh agama berbicara diluar
kepakaranya akan mengesankan Islam itu sempit tidak lues dan kaku,bahkan
cenderung menyesatkan.
4.
Menilai Islam dari orangnya
bukan dari ajaranya.
Hal ini sangat berbahaya, sehingga sekarang kita mudah
diprofokasi dengan kata – kata Islam itu radikal, tidak toleran, kaku, kotor,
miskin dan embel yang menakutkan sekarang Islam adalah teroris.
Tulisan ini diturunkan hanyalah untuk membuka ruang
diskusi dan untuk melihat Islam itu dengan lebih adil dan pintar. Marilah kita
beragama dengan Ilmu pengetahuan ke Islaman yang benar
Wallahu’alam.
Benar sekali....Terima kasih pencerahan nya.
ReplyDelete