Banyak orang
yang bertanya-tanya apa itu model belajar Quantum yang terkenal hebat dan
banyak dipraktekan oleh tenaga pengajar profesional. Model ini telah
dipopulerkan dalam dunia pendidikan jadi lebih bermakna dan bedaya guna yang
hebat. Untuk memudahkan semua itu
penulis mencoba menuliskanya disini semoga bisa bermakna bagi semua.
A. Landasan Teori
Pembelajaran Quantum pertamakali dikembangkan oleh De Porter. Mulai dipraktekkan pada tahun 1992, dengan mengilhami rumus yang terkenal dalam fisika kuantum yaitu masa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi. Dengan rumus itulah mendefinisikan Quantum sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.
Pembelajaran Quantum bermakna interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya karena semua energi adalah kehidupan dan dalam proses pembelajarannya mengandung keberagaman dan interdeterminisme. Dengan kata lain interaksi-interaksi yang dimaksud mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Dapat juga dikatakan Pembelajaran Quantum upaya mengembangkan potensi sisiwa dengan maksimal sehingga bermamfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.
Teori yang terkandung dalam Quantum Teaching adalah Accelerated Learning, Multiple Intelligences, Neuro-Linguistic Programming, Experiential Learning, dan Elements of Effective Instruction (Belajar dipercepat, Multiple Intelligences, Neuro-Linguistic Programming, Experiential Learning, Dan Unsur Instruksi Efektif ) sehingga Quantum Teahing merangkaikan sebuah kekuatan yang memadukan multisensori, multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak yang didalamnya meramu konsep berbagai teori yaitu:
A. Landasan Teori
Pembelajaran Quantum pertamakali dikembangkan oleh De Porter. Mulai dipraktekkan pada tahun 1992, dengan mengilhami rumus yang terkenal dalam fisika kuantum yaitu masa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi. Dengan rumus itulah mendefinisikan Quantum sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.
Pembelajaran Quantum bermakna interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya karena semua energi adalah kehidupan dan dalam proses pembelajarannya mengandung keberagaman dan interdeterminisme. Dengan kata lain interaksi-interaksi yang dimaksud mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Dapat juga dikatakan Pembelajaran Quantum upaya mengembangkan potensi sisiwa dengan maksimal sehingga bermamfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.
Teori yang terkandung dalam Quantum Teaching adalah Accelerated Learning, Multiple Intelligences, Neuro-Linguistic Programming, Experiential Learning, dan Elements of Effective Instruction (Belajar dipercepat, Multiple Intelligences, Neuro-Linguistic Programming, Experiential Learning, Dan Unsur Instruksi Efektif ) sehingga Quantum Teahing merangkaikan sebuah kekuatan yang memadukan multisensori, multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak yang didalamnya meramu konsep berbagai teori yaitu:
1) teori otak kanan/kiri;
2) teori otak triune (3 in 1);
3) pilihan modalitas (visual, auditorial dan
kinestetik);
4) teori kecerdasan ganda;
5) pendidikan holistic (menyeluruh);
6) belajar
berdasarkan pengelaman;
7) belajar
dengan symbol, dan
8) simulasi/permainan.
B. Karakteristik Pembelajaran Quantum
Secara umum, Quantum Teaching (pembelajaran Quantum) mempunyai karakteristik sebagai berikut:
B. Karakteristik Pembelajaran Quantum
Secara umum, Quantum Teaching (pembelajaran Quantum) mempunyai karakteristik sebagai berikut:
- Berpangkal pada psikologi kognitif.
- Bersifat humanistik, manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatian. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi dan sebagainya dari pembelajar dapat berkembang secara optimal dengan meniadakan hukuman dan hadiah karena semua usaha yang dilakukan pembelajar dihargai. Kesalahan sebagai manusiawi.
- Bersifat konstruktivistis, artinya memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran. Oleh karena itu, baik lingkungan maupun kemampuan pikiran atau potensi diri manusia harus diperlakukan sama dan memperoleh stimulant yang seimbang agar pembelajaran berhasil baik.
- Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna. Dalam proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan intekasi-interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah pembelajar menjadi cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar.
- Menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Dalam prosesnya menyingkirkan hambatan dan halangan sehingga menimbulkan hal-hal yang seperti: suasana yang menyengkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks, dan lain-lain.
- Menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran. Dengan kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar sehat, rileks, santai, dan menyenangkan serta tidak membosankan.
- Menekankan kebermaknaan dan dan kebermutuan proses pembelajaran. Dengan kebermaknaan dan kebermutuan akan menghadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi pembelajar, terutama pengalaman perlu diakomodasi secara memadai.
- Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan yang dinamis. Sedangkan isi pembelajaran meliputi: penyajian yang prima, pemfasilitasan yang fleksibel, keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan hidup.
- Menyeimbangkan keterampilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi material.
- Menanamkan nilai dan keyakinan yang positif dalam diri pembelajar. Ini mengandung arti bahwa suatu kesalahan tidak dianggapnya suatu kegagalan atau akhir dari segalanya. Dalam proses pembelajarannya dikembangkan nilai dan keyakinan bahwa hukuman dan hadiah tidak diperlukan karena setiap usaha harus diakui dan dihargai.
- Mengutamakan keberagaman dan kebebasan sebagai kunci interaksi. Dalam prosesnya adanya pengakuan keragaman gaya belajar siswa dan pembelajar.
- Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran, sehinga pembelajaran bias berlangsung nyaman dan hasilnya lebih optimal.
C. Prinsip Dasar Pembelajaran Quantum
Prinsip dasar yang terdapat dalam pembelajaran Quantum adalah:
1. Bawalah dunia mereka (siswa) ke dalam dunia kita (guru), dan antarkan dunia kita (guru ke dalam dunia mereka (siswa).
2. Proses pembelajaran bagaikan orkestra simfoni, yang secara spesifik dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Segalanya dari lingkungan. Hal ini mengandung arti
baik lingkungan kelas/sekolah sampai bahasa tubuh guru; dari lembar kerja atau
kertas kerja yang dibagikan anak sampai rencana pelakanaan pembelajaran,
semuanya mencerminkan pembelajaran.
b) Segalanya bertujuan. Semua yang terjadi dalam
proses pembelajaran mempunyai tujuan
c) Pengalaman mendahului pemberian nama. Pembelajaran
yang baik adalah jika siswa telah memperoleh informasi terlebih dahulu apa yang
akan dipelajari sebelum memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Ini
diilhami bahwa otak akan berkembang pesat jika adanya rangsangan yang kompleks
selanjunya akan menggerakkan rasa keingintahuan.
d) Akuilah setiap usaha. Dalam proses pembelajaran
siswa seharusnya dihargai dan diakui setiap usahanya walaupun salah, karena
belajar diartikan sebagai usaha yang mengandung resiko untuk keluar dari
kenyamanan untuk membongkar pengetahuan sebelumnya.Dalam hal ini kesalahan
siswa dalam upaya belajar tidak boleh dihukum, tapi harus dirangsang untuk
menemukan
e) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.
Segala sesuatu yang telah dipelajari oleh siswa sudah pasti layak pula
dirayakan keberhasilannya. Jadi segala usaha siswa harus mendapatkan
penghargaan walaupun itu kecil.
3] Pembelajaran
harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan. Ada depalapan kunci keunggulan
dalam pembelajaran kuantum yaitu:
- a) terapkan hidup dalam integritas, dalam pembelajaran sebagai bersikap apa adanya, tulus, dan menyeluruh, sehingga akan meningkatkan motivasi belajar.
- b) akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan. Jika mengalami kegagalan janganlah membuat cemas terus menerus tetapi memberikan informasi kepada kita untuk belajar lebih lanjut.Bagi siswa yang gagal berikan motifasi agar ia tetap semangat untuk bisa menemukan kesuksesanya.
- c) berbicaralah dengan niat baik. Dalam pembelajaran hendaknya dikembangkan keterampilan berbicara dalam arti positif dan bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur dan langsung. Dengan niat bicara yang baik akan mendorong rasa percaya diri dan motivasi.
- d) tegaslah komitmen. Dalam pembelajaran baik guru maupun siswa harus mengikuti visi-misi tanpa ragu-ragu.
- e) jadilah pemilik, mengandung arti bahwa siswa dan guru memiliki rasa tanggung jawab sehingga terjadi pembelajaran yang bermakna dan bermutu.
- f) tetaplah lentur. Seorang guru terutama harus pandai-pandai mengubah lingkungan dan suasana bilamana diperlukan.
- g) Pertahankan keseimbangan. Dalam pembelajaran, pertahankan jiwa, tubuh, emosi dan semangat dalam satu kesatuan dan kesejajaran agar proses dan hasil pembelajaran efektif dan optimal.
4] Kerangka
Perencanaan Pembelajaran Quantum
Kerangka perencanaan pembelejaran kuantum dikenal dengan singkatan “TANDUR”, yaitu:
Kerangka perencanaan pembelejaran kuantum dikenal dengan singkatan “TANDUR”, yaitu:
a) Tumbuhkan : Konsep tumbuhkan ini sebagai konsep
operasional dari prinsip “bawalah dunia mereka ke dunia kita”. Dengan usaha
menyertakan siswa dalam pikiran dan emosinya, sehingga tercipta jalinan dan
kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami. Secara umum konsep
tumbuhkan adalah sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keingintahuan,
buatlah siswa tertarik atau penasaraan tentang materi yang akan diajarkan. Dari
hal tersebut tersirat, bahwa dalam pendahuluan (persiapan) pembelajaran dimulai
guru seyogyanya menumbuhkan sikap positif dengan menciptakan lingkungan yang
positif, lingkungan sosial (komunitas belajar), sarana belajar, serta tujuan
yang jelas dan memberikan makna pada siswa, sehingga menimbulkan rasa ingin
tahu. Berikut pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipakai sebagai acuan
guru: hal apa yang siswa pahami? Apa yang siswa setujui? Apakah manfaat dan
makna materi tersebut bagi siswa? Pada bagian apa siswa tertari/bermakna?
Stategi untuk melaksanakan TUMBUHKAN tidak harus dengan tanya jawab, menuliskan
tujuan pembelajaran dipapan tulis, melainkan dapat pula dengan penyajian
gambar/media yang menarik atau lucu, isu muthakir, atau cerita pendek tentang
pengalaman seseorang.
b) Alami : Tahap ini jika kita tulis pada rencana
pelaksanaan pembelajaran terdapat pada kegiatan inti. Konsep ALAMI mengandung
pengertian bahwa dalam pembelajaran guru harus memberi pengalaman dan manfaat
terhadap pengetahuan yang dibangun siswa sehingga menimbulkan hasrat alami otak
untuk menjelajah.Pertanyaan yang memandu guru pada konsep alami adalah cara apa
yang terbaik agar siswa memahami informasi? Permainan atau keinginan apa yang
memanfaatkan pengetahuan yang sudah mereka miliki? Permainan dan kegiatan apa
yang memfasilitasi siswa? Strategi konsep ALAMI dapat menggunakan jembatan
keledai, permainan atau simulasi dengan memberi tugas secara individu atau
kelompok untuk mengaktifkan pengetahuan yang telah dimiliki.
c) Namai : Konsep ini berada pada kegiatan inti, yang
NAMAI mengandung maksud bahwa penamaan memuaskan hasrat alami otak (membuat
siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman) untuk memberikan
identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan dalam hal ini adalah
mengajarkan konsep, melatih keterampilan berpikir dan strategi belajar.
Pertanyaan yang dapat memenadu guru dalam memahami konsep NAMAI yaitu perbedaan
apa yang perlu dibuat dalam belajar? Apa yang harus guru tambahkan pada
pengertian siswa? Strategi, kiat jitu, alat berpikir apa yang digunakan untuk
siswa ketahui atau siswa gunakan? Strategi implementasi konsep NAMAI dapat
menggunakan gambar susunan gambar, warna, alat Bantu, kertas tulis dan poster
di dinding atau yang lainnya.
d) Demonstrasikan : Tahap ini masih pada
kegiatan ini. Inti pada tahap ini adalah memberi kesempatan siswa untuk
menunjukkan bahwa siswa tahu. Hal ini sekaligus memberi kesempatan siswa untuk
menunjukkan tingkat pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Panduan guru
untuk memahami tahap ini yaitu dengan cara apa siswa dapat memperagakan tingkat
kecakapan siswa dengan pengetahuan yang baru? Kriteria apa yang dapat membantu
guru dan siswa mengembangkan bersama untuk menuntut peragaan kemampuan siswa.
Strategi yang dapat digunakan adalah mempraktekkan, menyusun laporan, membuat
presentasi dengan powerpoint, menganalisis data, melakukan gerakan tangan,
kaki, gerakan tubuh bersama secara harmonis, dan lain-lain.
e) Ulangi : Tahap ini jika kita tuangkan pada rencana
pelaksanaan pembelajaran terdapat pada penutup. Tahap ini dilaksanakan untuk
memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini”.
Kegiatan ini dilakukan secara multimodalitas dan multikecerdasan. Panduan guru
untuk memasukan tahap ini yaitu cara apa yang terbaik bagi siswa untuk
mengulang pelajaran ini? Dengan cara apa setiap siswa akan mendapatkan
kesempatan untuk mengulang? Strategi untuk mengimplementasikan yaitu bias
dengan membuat isian “aku tahu bahwa aku tahu ini” hal ini merupakan kesempatan
siswa untuk mengajarkan pengetahuan baru kepada orang lain (kelompok lain),
atau dapat melakukan pertanyaan – pertanyaan post tes.
f) Rayakan : Tahap ini dituangkan pada penutup
pembelajaran. Dengan maksud memberikan rasa rampung, untuk menghormati usaha,
ketekunan, dan kesusksesan yang akhirnya memberikan rasa kepuasan dan
kegembiraan. Dengan kondisi akhir siswa yang senang maka akan menimbulkan
kegairahan siswa dalam belajar lehi lanjut. Panduan pertanyaan dalam diri guru
untuk melaksanakan adalah untuk pelajaran ini, cara apa yang paling sesuai
untuk merayakannya? Bagaimana anda dapat mengakui setiap orang atas prestasi
mereka? Strategi yang dapat digunakan adalah dengan pujian bernyanyi bersama,
pesta kelas, memberikan reward berupa tepukan.
Nah demikian semoga bisa dicoba dalam lokal oleh para
tenaga pengajar yang ingin siswanya bisa menemukan kesuksesan dalam belajar.
Psan saya sebelum masuk lokal GURU harus mempersiapkan
dirinya dengan segala sesuatu yang bersangkutan dengan materi ajarnya. Untuk
pemula tidak masalah kalau di rumah dicoba di depan kaca. Bisa juga dengan
menganggap dalam kamar kita ada siswa lalu kita coba mengajar pada mereka yang
kita anggap siswa tersebut.
Post a Comment Blogger Facebook