A.    Sejarah berdirinya Bani Umayyah
1.                              Asal usul Bani Umayyah.
Nama bani umayyah berasal ddari nama seoang pemimpin Quraisy yaitu Umayyah bin abdi syam bin abdi manaf , semasa hidupnya  umayyah selalu bersaing dengan pamannya yang bernama Hasyim bin abdi manaf yaitu kabilah rasul SAW.  Umayyah berasal dari golongan kaya sehingga dalam persaingan selalu menang, sedangkan Hasyim dari keluarga sederhana yang punya ketajaman dalam berfikir,dan kemampuan dalam memimpin. Kaum Quraisy menyerahkan  pengelolaan  ka”bah kepada Bani Hasyim.Setelah Islam datang  kaum Quraisy selalu menghalanghalangi Rasulullah SAW untuk  menyebarkan Islam sedangkan Bani Hasim sekuat tenaga melindunngi dakwah Rasulullah SAW.
Bani Umayyah masuk Islam Ketika penaklukan kota mekah “Fathu Makkah” pada saat itu pemimpin bani Umayyah Abu Sofyan bin harb. Melihat kekuatan umat  Islam maka  penduduk kota Mekah  khususnya bani Umayyah berbondong-ondong masuk Islam.Walaupun Bani Umayyah menghalang halangi dakwah Rasul, namun setelah  masuk Islam Bani Umayyah tampil memperjuangkan dakwah Islam dan banyak jasa yang mereka sumbangkan untuk kejayaan Islam.
       Pada masa pemerintahan Khalifaurrasiddin bani umayyah tampil kegaris terdepan untuk kejayaan umat Islam.Pada masa pemerintahan Abu Bakar Siddiq Bani Umayyah tampil kegaris terdepan untuk memerangi orang-orang murtad. Pada masa khalifah Umar bin Khathab mereka berperan dalam perluasan wilayah Islam, sehingga salah seorang tokoh Bani Umayyah, Muawiyah bin Abi syofyan di angkat menjadi Gubernur di Syam ( Syiria). Beliau menjabat dua kali periode kekhalifahhan sampai pada masa Ustman bin affan ( 13-35 H/634-656), Bahkan khalifah Ustman bin affan memberikan kepercayaan besar kepada Muawiyah, selain seorang yang kreatif dan cerdas beliau juga memiliki hubungan kekeluargaan dengan khalifah Ustman. Keadaan yang seperti ini menimbulkan fitnah kubra dikalangan kaum muslimin yang menuduh khalifah Ustman melakukan praktek nefotisme dalam jabatannya, dan melindungi perbuatan buruk para bawahannya yang masih kerabat beliau. Peristiwa itulah yang dikemudian hari menyebabkan terbunuhya khalifah Ustman.
2.      Sejarah Berdirinya Dinasti Bani Umayyah.
Peristiwa terbunuhnya khalifah Ustman bin Affan menimbulkan perpecahan antara Muawiyah bin Abi Syofyan dengan Ali bin Abi Thalib, sebagai khalifah pengganti Ustman. Kelompok Bani Umayyah merasa tidak puas  dengan kebijakkan khalifah Ali dalam menangani kasus terbunuhnya khalifah Ustman dan memecat Muawiyah dari jabatan gubernur di Syam.
Muawiyah menolak pemecatan tersebut ia mengumpulkan pasukan untuk melakukan pemberontakan, puncaknya terjadi peperangan antara kelompok ali dengan muawiyah yang dikenal dengan perang Shiffin tahun 38 H yang menewaskan 70.000 orang kaum muslimin. Peperangan tersebut diakhiri dengan peristiwa tahkim yang menguntungkan kubu Muawiyah.
Peristiwa tahkim adalah perundingan yang dilakukan antara Ali dengan Muawiyah untuk mengakhiri perang Shiffin, yang berlangsung di Daumatul Jandal. Adapun proses tahkim tersebut adalah :
a.       Pihak Ali di wakili  oleh Abu Musa al Asy’ary.
b.      Pihak Muawiyah di wakili oleh Amru bin Ash.
c.       Tujuan tahkim adalah untuk mendamaikan perpecahan antara Ali denganMuawiyah, tetapi kesempatan ini di manfaatkan oleh Muawiyah yang di wakili oleh amru bin Ash untuk mengangkat dirinya menjadi khalifah.

Dengan adanya peristiwa tahkim daumatul Jandal umat Islam bukannya damai malah bertambah pecah, dan membuat munculnya kelompok baru yaitu Kelompok Khawarij yang tidak setuju khalifah Ali untuk mengakhiri perang Shiffin dengan Tahkim. Oleh karena itu kelompok Khawarij berkeinginan untuk membunuh Ali bin Abi Thalib karena di anggap tidak tegas dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah, dan mereka juga tidak senang terhadap Muawiyah karena di anggap telah memecah belah umat Islam. Untuk itu kelompok Khawarijmenunjuk beberapa orang untuk melakukan misi tersebut yaitu ;
(1). Abdurrahman Ibnu Muljam bertugas membunuh khalifah Ali bin Abi Thalib.
(2). Burak Ibnu Abdullah, bertugas membunuh Muawiyah.
(3). Amr Ibn Bakr At Tamimiy bertugas membunuh Amru bin Ash.

Diantara ketiga orang yang bertugas tersebut hanya Ibnu Muljam yang berhasil melaksanakan tugasnya untuk membunuh Khalifah Ali. Dengan terbunuhnya Khalifah ali maka kepemimpinan umat islam berpindah kepada hasan bin ali. Di lain pihak kekuasaan Muawiyah di Syam semakin menguat, sehingga dia menjadikan dirinya sebagai penguasa tunggal di sana. Masa pemerintahan hasan bin Ali hanya bertahan beberapa bulan saj karena Muawiyah selalu melakukan berbagai usaha untuk merebut kekuasaan dari tangan Hasan, hal ini menyebabkan hasan semakin lemah. Untuk memnghindari pertikaian yang lebih parah dan untuk menyelamatkan umat islam dari perpecahan maka akhirnya Hasan bersedia menyerahkan kekuasaannya kepada Muawiyah dengan mengajukan beberapa persyaratan yang harus di patuhi oleh Muawiyah yang akhirnya di kenal dengan perjanjian Madain. Adapun isi perjanjiannya adalah
(1).   Muawiyah harus berjanji tidak mencaci maki dan menghina Ali bin Abi Thalib beserta      keturunanya.
(2).   Memberikan jaminan keamanan terhadap keturunan Ali, jiwa harta dan keluarga.
(3).   Apabila Muawiyah meninggal, maka khalifah sesudahnya di angkat berdasarkan hasil   musyawarah kaum muslim.
(4).  Muawiyah harus memberikan keamanan kepada semua warga yang tinggal di Suria, irak, hijaz, dan yaman
Setelah Muawiyah menyetujui perjanjian Madain  akhirnya Hasan menyerahkan jabatan Khalifah kepada Muawiyah bin Abi Syofyan pada tahun 41 H/661 M yang dikenal juga dengan peristiwa Ammul Jama’ah ( tahun persatuan ), sekaligus sebagai tanda berdirinya Dinasty Bani Umayyah.





 


B. Khalifah Bani Umayyah yang Menonjol

1.  Muawiyah bin Abi Sofyan (40-60 H/661-680 M)
Muawiyah ibnu Abi Sofyan dilahirkan di Mekah 15 tahun sebem Hijriah. Ia masuk Islam pada saat penaklukan kota Mekkah pada tahun 8 Hijriah bersama-sama dengan penduduk kota Mekah lainya, pada waktu ia berusia 23 tahun.
Rasulullah saw selalu mendekatkan dirinya pada orang-orang yang baru masuk Islam agar mereka dapat terjamin, dan dapat menerima ajaran Islam. Pada saat itu rasulullah mengangkat Mu’awiyah sebagai anggota sidng penulis wahyu. Dalam perjalanan hidupnya di zaman khalifah rasyidin Mu’wiyah telah banyak memberikan andil dalam mengembangkan agama Islam. Antaralain sebagai berikut:
a.      Dimasa khalifash Abu bakar Siddik, Mua’wiyah ikut berjuang keras menumpas kaum murtad, nabi palsu dan orang yng enggan membayar zakat.
b.      Dimasa khalifah Umar bin Khatab muawiyah diangkat menjadi gubenur di  Yordania.
c.       Dimasa khalifah Usman bin Affan Muawiyah dijadikan sebagai gubenur di Syam.

Disamping itu Muawiyah banyak meriwayatkan hadis baik yang langsung dari rasulullah maupun dari para sahabat terkemuka. Muawiyah adalah seorang yang jujur, dermawan serta ahli politik, ketika menjadi gubenur di Syam Muawiyah diberi kekuasaan penuh oleh khalifah Usman bin Affan dsan beliau berhasil memamfaatkan peluang itu dengan cara:
1. Meletakkan dasar-dasar pemerintahan yang kuat di wilayah Syam.
2. Menata administrasi pemerintahan yang baik
3. Membentuk angkatan bersenjata propesional yang digaji oleh negara.
1. Meningkatkn kesejahtraan rakyat

Usaha-usaha Muawiyah saat menjadi khalifah
Muawiyah adalah seseorang yang memelihara sifat ulet, berkepribadian tangguh, pantang menyerah, jujur, dermawan, berwawasan luas baik dalam bidang politik, ekonomi maupun dalam kemiliteran
Usaha-usaha Muawiyah dalam menata dan membangun pemerintahanya antaralain sebagai berikut:
1.      Menjalin dan memelihara hubungan baik dengan keluarga Ali bin Abi Thalib.
2.      Menetapkan para pejabat pemerintah secara tepat sesuai dengan kemampuan dan keahlianya.
3.      Bersifat lapang dada dan tidak emosilnal dalam menghadapi setiap masalah.
4.      Bersikap toleransi terhadap agam Islam sehinga mereka mengakui pemerintahan Muawiyah.
5.      Memperluas dakwah Islam ke asia kecil dan Eropa (romawi timur) bahkan sampai ke Afrika Utara.

Jasa-jasa khalifah Muawiyah bin abi Sofyan
1.      Membuat anjungan di dalam masjid yang fungsinya sebagai pengaman
2.      Membentuj pasukan (prajurit) tombak, fungsinya untuk senjata perlawanan jika musuh berhadapan denganya.
3.      Mendirikan kantor pos surat ditempat-tempat tertentu.
4.      Mendirikan kantor cap, funsinya untuk mencetak uang.
5.      Mendirikan istana untuk khalifah.

2. Khalifah Abdul malik bin Marwan (65-86 H/685-705 M)
Abdul malik adalah putra Marwan yang dilahirkan di kota Madinah pada tahun 26 H pada saat pemerintahan khalifah Usman bin Affan. Abdul malik bin Marwan memperoleh pendidikan tinggi dn ia dipandang sebagai seorang ahli fiqih ternama di Madinah dan juga seorang hafiz al-Qur’an serta menguasai ilmu-ilmu agama seperti ilmu tafsir, hadis serta fiqih. Abdul malik diangkat jadi putra mahkota pada tahun 64 H setelah terjadinya mu’tamar Al-jabiyah. Karna mempunyai kepribadian yang baik Abdul malik bin Marwan pantas diangkat untuk jadi halifah karna pada saat itu hampir semua tokoh-tokoh terkemuka tidak ada yang menandingi kelebihanya.

Usaha-usaha khalifah Abdul malik bin Marwan
1.      Penumpasan terhadap  pemberontakan golongan syi’ah (66 H/686 M) dengan mengutus panglima Abdullah bin Ziad yang mempunyai kekuatan 30.000 tentara.
2.      Penumpasan terhadap pemberontakan Abdullah bin Zubair (72 H/692 M) yang dipimpin langsung Abdul malik bin Marwan.
3.      Penumpasan pemberontakan glongan khawarij dengan mengutus Hujjaj bin Yusuf As-Saqafi dan Mahlab bin shafrah.

Jasa-jasa khalifah Abdul malik bin Marwan
1.      Mendirikan Mahkamah tinggi atau mahkamah agung
2.      Penggantian bahasa resmi dari bahsa Persia dan Romawi menjadi bahasa Arab
3.      Penggantian mata uang dari mata uang persia dan Romawi diganti dengan mata uang baru yaitu pada halaman muka tertulis kalimat La ilahaillah, dan dihalaman belakangnya tertulis nama khalifah Abdul malik bin Marwan.
4.      Pembangunan pos
5.      Mendirikan beberapa bangunan seperti pabrik senjata., pabrik kapal perang yang dipusatkan di Tunisia, pembangunan kantor pos, mesjid Umar (qubah Al-Syaqrah) yang terletak di Yarussalem serta memperluas bengunan Masjidil Haram

3. Khalifah Walid bin Abdul Malik (86-96 H/705-715 M)
Walid dilahirkan di Madinah pada tahun 50 H. Ayahnya bernama Abdul malik. Beliau terkenal sebagai khalifah yang penyantun, pengasih dan penyayang terhdap rakyat kecil terutama fakir miskin beliau sangat memperhatikan nasib kehidupan rakyatnya serta senantiasa berusaha keras meningkatkan kesejahteraan rakyat dan meringankan beban hidupn terutama bagi rakyat dikalangan bawah.

Usaha-usaha khalifah Walid bin Abdl malik
1.      Pengembangan dakwah ke wilayah timur (711 M) yang dipimpin oleh Muhammad bin Qasim yang berhasil sampai kedaerah Shindu India, panglima Qutaibah bin Muslim mencapai daeah Turki, Farqanah, Bukhara, Samarkhand hinga kedaerah Turkistan di wilayah Tiongkok.
2.      Pengembangan wilayah ke Afrika (710 M) yang dipimpin oleh panglima Musa bin Nushair yang berhasil menguasai Maroko kemudia diangkat menjadi gubenur di Magribil Aqsha.
3.      Pengembangan dakwa ke Andalusia (spanyol 711 M) yang di pimpin oleh musa bin nushair

Jasa-jasa khalifah Walid bin Abdul malik
  1. Mendirikan lembaga pemeliharaan anak yatim
  2. Mendirikan lembaga pemeliharaan orang-orang jompo
  3. Mendirikan rumah sakit untuk penyakit kusta
  4. Membangun sumur-sumur disepanjang jalan raya
  5. Membangun jalan-jalan raya dengan teratur
  6. Mengangkat pegawai yang khusus untuk menuntun orang-orang buta
  7. Membngun gedung-gedung pemerintahan
  8. Mendirikan beberapa pabrik
  9. Membangun Masjid, salah satunya yang terkenal adalah Masjid Umawi di Damaskus. Masjid ini dipandang sebagai salah satu keajaiban dunia.
  10. Membangun Hujrah (Makam nabi Muhammad saw)

4.      Khalifah Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H/724-743 M)
Hisyam bin Abdul Malik diangkat menjadi khalifah berusia 35 tahun dan termasuk masa pemerintahan yang paling lama lebih kurang 20 tahun. Beliau termasuk khalifah yang penyantun, arif, bijaksana dan berkepribadian yang kuat. Khalifah Hisyam juga merupakan seorang negarawan sejati betul-betul menguasai ilmu pemerintahan dan memiliki pandangan yang luas serta tajam. Hisyam bin abdul malik terkenal juga sebagai seorang yang sangat taqwa dan tidak cepat emosional.

Usaha-usaha Khalifah Hisyam bin abdul malik
1.      Penumpasan terhadap para pemberontak diantaranya pemberontakan Zaid ibnu Ali ibnu Husyein (122 H) yang ditumpas oleh pasukan hisyam yang dipimpin oleh Yusuf bin Muhammad seorang Amir di Kufah.
2.      Perluasan daerah ke Negeri Tiflis dipimpin oleh Jarrah dan perluasan di Andalusia yang dipimpin oleh panglima besar Abdurrahman Al-Ghafiqi
3.      Memperkuat persatuan dan kesatuan yang bertujan agar negra menjadi aman dan tentram sehingga roda pemerintahanya menjadi aman dan damai
4.      Mendirikan benteng-benteng pertahan di perbatasan baik di Afrika utara, asia tengah maupun daerah-derah lain yang berbatasan dengan wilayah Dinasti Bani Umaiyah.
5.      Membangun arena pacuan kuda
6.      Membangun bendungan dan saluran air sungai dengan  tujaun para petani dapat memanfatkan bendungan dan irigasi dengan baik
7.      Membuka lahan perkebunan antaralain perkebunan sutra dan kapas (bludru) serta pabrik tenun
Jasa-jasa khalifah Hisyam bin Abdul Malik
1.      Menata administrasi pemerintahan dan keuangan negara yang sangat prima
2.      Mampu mempertaankan wilayahnya selama 20 tahun dari ancaman negara lain
3.      Membangun irigasi-irigasi untuk kepemtingan pertanian dan sarana penyediaan air minum
4.      Membangun kerajinan perusahaan Sutra
5.      Membangun pabrik pakaian tentara
6.      Membangun pabrik senjata
7.      Mengembangkan usaha peternakan
8.      Membangun arena pacuan kuda
Pada tahun 125 H/742 M Khalifah Hisyam bin Abdul Malik meninggal dunia, kemudian pemerintahan mengalami kemerosotan dan melemah ini semua terjadi karena adanya fanatisme antara orang-orang Arab selatan dan Arab utara secara khusus Khurasan. Disamping itu para khalifahnya lemah hingga akirnya kekhalifahan bani Umaiyah pada tahun 750 M atau berselang tuuh tahun dari akhir pemerintahan Hisyam bin Abdul malik runtuh.

Post a Comment Blogger