Dalam bahasa Arab kata menyambut kita jumpaui dalam kalimat marhaban diartikan kalimat ini dengan kata seru untuk menyambut atau menghargai tamu yang diartikan dengan selamat datang. Kata marhaban di dalam kamus bahasa Indonesia diatikan dngan arti yang sama pada kalimat Ahlan wa sahlan yaitu Selamat datang.
Namun penggunaan dua kalimat diatas berbeda karena mengandung pengertian mendasar yang berbeda pula. Kata ahlan wa sahlan terambil dari akar kata ahl yang berarti keluarga sedangkan sahl berarti mudah ( kata sahl juga diartikan dengan dataran rendah ) yang mudah dilalui oleh perjalan kaki. Jadi kata ahlan wa sahlan dapat diartikan selamat datang yang tersirat maknanya ( anda berada ditengah) keluarga dan ( melangkahkan kaki di) dataran rendah yang mudah.
Sedangkan kata marhaban terambil dari akar kata rahb yang berati luas dan lapang sehingga menggambarkan bahwa tamu yang datang disambut dengan dada yang lapang, penuh dengan kegembiraan dan baginya disediakan ruangan yang luas untuk melakukan apa saja yang di inginkanya. Dari kata ini juga terambil kata rahbah yang berarti ruangan yang luas dipergunakan untuk memperbaiki mobil supaya bisa melanjutkan perjalanan dengan baik. Kata marhaban ya Ramadhan “ Selamat Datang Ya Ramadhan “  berarti “ Kami menyambutmu penuh dengan kegembiraan dan kami persiapkan untukmu tempat yang luas agar engkau bebas melakukan apa saja yang berkaitan dengan upaya mengasah dan mengasuh jiwa kami “
Maka jika kita bisa menrenungi kata Marhaban ya Ramadhan ini dengan kebeningan jiwa kita niscaya Sabda nabi yang mengatakan bahwa “ Seandainya umatku mengetahui   ( semua ) keistimewaan bulan Ramadhan niscaya mereka mengharapkan agar semua bulan menjadi Ramadhan.”  Benar-benar terwujud dalam tingkah laku dan perbuatan amal kaum muslimin.
Jikalah seandainya pada suatu kampung akan kedatangan seorang Mentri dimana ia akan melihat kampung tersebut dan besar kemungkinan akan memberikan bantuan. Pastilah pimpinan kampung tersebut sibuk memersiapkan penyambutan sang mentri tersebut. Seluruh warga dan kemampuan yang ada akan dikerahkan untuk mempercantik kampung membuat tempat pertemuan ruang konsumsi, keamanan dan lain sebagainya menjadi hal yang tak boleh terlewatkan. Hal itu tentulah menghabis waktu yang cukup panjang mulaidari perencanaan sampai hari sang mentri datang, begitu juga dana tidak sedikit dibutuhkan untuk penyambutan sang mentri tersebut. Itulah sedikit gambaran penyambutan manisusia, sekrang yang akan datang itu adalah bernama Ramadhan suatu bulan yang telah di berkahi oleh Allah SWT dengan Rahmad, Ampunan dan Magfirah. Pada bulan tersebut segala macam rahmad bisa kita raih, segala dosa kita bisa kita mohonkan ampunan, dan dosa yang kita mohonkan ampunan tersebut juga akan di hapuskan oleh Allah sehingga kita di akhir Ramadhan tersebut akan menjadi orang yang penuh dengan amalan dan kemuliaan serta bebas dari dosa. Maka berbahagiaalah orang jika seandainya selesai Ramadhan ia dipanggil Allah kesisiNya. Karena untuknya sudah tersedia berjuta kenikmatan surga.
Lalu masihkan enggan kita mempersiapkan diri kita dengan maksimal untuk menyambut kedatngan Ramadhan tersebut ?. Atau masihkan kita enggan dengan kedatangan Ramadhan tersebut ?.
Kembalilah kejalanmu dan luruskanlah niarmu.!

Post a Comment Blogger