Memasuki bulan ramdhan tahun 1434.H adalah hal yang paling tepat bagi kita bagai mana kita bisa mengamalkan agamakita dengan sempurna. Karena sesungguhnya hakekat dari puasa itu adalah diantaranya bagaimana kita bisa mengkoreksi diri kita tentang pengamalan agama kita selama ini. Apakah sudah sempurna (kaffah ) ataukah belum. Berkenaan dengan itulah tulisan ini kami coba menurunkanya semoga bisa mermamfaat penuntun bagi kita dalam menjalani ibadah shaum Ramadhan tahun ini.
Ayat diatas
merupakan seruan, perintah dan juga peringatan Allah yang ditujukan khusus
kepada orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang mengakui Allah sebagai
Tuhan satu-satunya dan juga mengakui Muhammad selaku nabi-Nya agar masuk kedalam
agama Islam secara kaffah atau secara keseluruhan, benar-benar, sungguh-sungguh.
Apa maksudnya
?
Pengalaman telah mengajarkan kepada kita, betapa banyaknya manusia-manusia yang mengaku telah beriman kepada Allah, mengaku meyakini apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan dia juga mengaku beragama Islam akan tetapi pada hakekatnya mereka tidaklah Islam.
Islam hanya
dijadikan topeng, cuma sekedar pajangan didalam KTP yang sewaktu marak aksi
demonstrasi dipergunakan sebagai tameng didalam menindas orang-orang yang lemah,
melakukan aniaya terhadap golongan minoritas serta tidak jarang dijadikan sarana
untuk menipu rakyat banyak.
Allah tidak
menghendaki Islam yang demikian.
Islam adalah agama kedamaian, agama yang mengajarkan Tauhid secara benar sebagaimana ajaran para Nabi dan Rasul serta agama yang memberikan rahmat kepada seluruh makhluk sebagai satu pegangan bagi manusia didalam menjalankan tugasnya selaku Khalifah dimuka bumi.
Dalam surah
al-Baqarah 2:208 diatas, Allah memberikan sinyal kepada umat Islam agar mau
melakukan intropeksi diri, sudahkah kita benar-benar beriman didalam Islam
secara kaffah ?
Allah
memerintahkan kepada kita agar melakukan penyerahan diri secara sesungguhnya,
lahir dan batin tanpa syarat hanya kepada-Nya tanpa diembel-embeli hal-hal yang
bisa menyebabkan ketergelinciran kedalam kemusryikan.
Bagaimanakah
jalan untuk mencapai Islam Kaffah itu sesungguhnya ?
al-Qur'an memberikan jawaban kepada kita :
Jadi Allah
telah menyediakan sarana kepada kita untuk mencapai Islam yang kaffah adalah
melalui ketaatan kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya serta tidak berpaling dari
garis yang sudah ditetapkan.
Taat kepada
Allah dan Rasul ini memiliki aspek yang sangat luas, akan tetapi bila kita
mengkaji al-Qur'an secara lebih mendalam lagi, kita akan mendapati satu intisari
yang paling penting dari ketaatan terhadap Allah dan para utusan-Nya, yaitu
melakukan Tauhid secara benar.
Tauhid adalah
pengesaan kepada Allah.
Bahwa kita mengakui Allah sebagai Tuhan yang Maha Pencipta yang tidak memiliki serikat ataupun sekutu didalam zat dan sifat-Nya sebagai satu-satunya tempat kita melakukan pengabdian, penyerahan diri serta ketundukan secara zhohir dan batin.
Seringkali
manusia lalai akan hal ini, mereka lebih banyak berlaku sombong, berpikiran
picik laksana Iblis, hanya menuntut haknya namun melupakan kewajibannya. Tidak
ubahnya dengan orang kaya yang ingin rumahnya aman akan tetapi tidak pernah mau
membayar uang untuk petugas keamanan.
Banyak manusia
yang sudah melebihi Iblis.
Iblis tidak pernah menyekutukan Allah, dia hanya berlaku sombong dengan ketidak patuhannya untuk menghormati Adam selaku makhluk yang dijadikan dari dzat yang dianggapnya lebih rendah dari dzat yang merupakan sumber penciptaan dirinya.
Manusia, telah
berani membuat Tuhan-tuhan lain sebagai tandingan Allah yang mereka sembah dan
beberapa diantaranya mereka jadikan sebagai mediator untuk sampai kepada Allah.
Ini adalah satu kesyirikan yang besar yang telah dilakukan terhadap Allah.
Penyakit
syirik ini dapat mengenai dan menyertai siapa saja, tidak terkecuali didalam
orang-orang Islam yang mengaku bertauhid. Untuk itulah Allah memberikan perintah
internal kepada umat Muhammad ini agar sebelum mereka melakukan Islamisasi
kepada orang lain, dia harus terlebih dahulu mengIslamkan dirinya secara
keseluruhan alias Kaffah dengan jalan mentaati apa-apa yang sudah digariskan dan
dicontohkan oleh Rasul Muhammad Saw sang Paraclete yang agung, Kalky Authar yang
dijanjikan.
Bagaimana
orang Islam dapat melakukan satu kesyirikan kepada Allah, yaitu satu perbuatan
yang mustahil terjadi sebab dia senantiasa mentauhidkan Allah ?
Sejarah
mencatatkan kepada kita, berapa banyak orang-orang Muslim yang melakukan
pemujaan dan pengkeramatan terhadap sesuatu hal yang sama sekali tidak ada dasar
dan petunjuk yang diberikan oleh Nabi.
Dimulai dari
pemberian sesajen kepada lautan, pemandian keris, peramalan nasib, pemakaian
jimat, pengagungan kuburan, pengkeramatan terhadap seseorang dan seterusnya dan
selanjutnya.
Inilah satu
bentuk kesyirikan terselubung yang terjadi didalam diri dan tubuh kaum Muslimin
kebanyakan.
Mereka lebih
takut kepada si Roro Kidul ketimbang kepada Allah, mereka lebih hormat kepada
kyai ketimbang kepada Nabi. Mereka lebih menyukai membaca serta mempercayai isi
kitab-kitab primbon dan kitab-kitab kuning yang bertuliskan arab gundul
ketimbang membaca dan mempercayai kitab Allah, al-Qur'anul Karim.
Adakah
orang-orang yang begini ini disebut sebagai Islam yang kaffah ?
Sudah benarkah cara mereka beriman kepada Allah ?
Saya yakin,
kita semua membaca al-Fatihah didalam Sholat, dan kita semua membaca :
Ayat ini berindikasikan penghambaan kita kepada Allah dan tidak
memberikan sekutu dalam bentuk apapun sebagaimana juga isi dari surah al-Ikhlash
:
Hanya
sayangnya, manusia terlalu banyak yang merasa angkuh, pongah dan sombong yang
hanyalah merupakan satu penutupan dari sifat kebodohan mereka semata sehingga
menimbulkan kezaliman-kezaliman, baik terhadap diri sendiri dan juga berakibat
kepada orang lain bahkan hingga kepada lingkungan.
Untuk
mendapatkan kekayaan, kedudukan maupun kesaktian, tidak jarang seorang Muslim
pergi kedukun atau paranormal, memakai jimat, mengadakan satu upacara
ditempat-tempat tertentu pada malam-malam tertentu dan di-ikuti pula dengan
segala macam puasa-puasa tertentu pula yang tidak memiliki tuntunan dari Allah
dan Rasul-Nya.
Apakah
mereka-mereka ini masih bisa disebut sebagai seorang Islam yang Kaffah ? Dengan
tindakan mereka seperti ini, secara tidak langsung mereka sudah meniadakan
kekuasaan Allah, mereka menjadikan semuanya itu selaku Tuhan-tuhan yang berkuasa
untuk mengabulkan keinginan mereka.
Kepada orang-orang seperti ini,
apabila diberikan peringatan dan nasehat kepada jalan yang lurus, mereka akan
berubah menjadi seorang pembantah yang paling keras.
Orang-orang sekarang telah
banyak yang salah pasang ayat, mereka katakan bahwa apa yang mereka lakukan itu
bukanlah suatu kesyirikan melainkan satu usaha atau cara yang mesti ditempuh
sebab tanpa usaha Tuhan tidak akan membantu.
Memang benar sekali, tanpa ada
tindakan aktif dari manusia, maka tidak akan ada pula respon reaktif yang timbul
sebagai satu bagian dari hukum alam sebab-akibat. Akan tetapi, mestikah kita
mengaburkan akidah dengan dalil usaha ?
Anda ingin kaya maka bekerja
keras dan berhematlah semampu anda, anda ingin mendapatkan penjagaan diri maka
masukilah perguruan-perguruan beladiri, anda ingin pintar maka belajarlah yang
rajin begitu seterusnya yang pada puncak usaha itu haruslah dibarengi dengan doa
kepada Allah selaku penyerahan diri kepada sang Pencipta atas segala
ketentuan-Nya, baik itu untuk ketentuan yang bagus maupun ketentuan yang tidak
bagus.
Bukankah hampir semua dari kita senantiasa hapal dan membaca ayat
dibawah ini dalam doa iftitahnya ?
Anda membutuhkan perlindungan dari segala macam ilmu-ilmu jahat,
membutuhkan perlindungan dari orang-orang yang bermaksud mengadakan rencana yang
jahat dan keji, maka berimanlah anda secara sungguh-sungguh kepada Allah dan
Rasul-Nya, InsyaAllah, apabila anda benar-benar Kaffah didalam Islam, Allah akan
menepati janji-Nya untuk memberikan Rahmat-Nya kepada kita.
|
Post a Comment Blogger Facebook